Tuesday, December 30, 2014

Hukum Nikah Dalam Islam




Assalammualaikum w.b.t



Dalam post kali ini saya akan bahas tentang hukum nikah dalam pandangan syariah. Para ulama ketika membahas hukum pernikahan, menemukan bahwa ternyata menikah itu kadang kadang boleh menjadi sunnah (mandub), terkadang boleh menjadi wajib atau terkadang juga bisa menjadi sekadar mubah saja. Bahkan dalam keadaan tertentu boleh menjadi makruh. Dan ada juga hukum pernikahan yang haram untuk dilakukan.


Semua akan bergantung dari keadaan dan situasi seseorang dan permasalahannya. Apa dan bagaimana hal itu boleh terjadi, jom kita huraikan satu persatu.



  • Hukum Pernikahan Yang Wajib

Menikah itu wajib hukumnya bagi seorang yang sudah mampu dari segi kewangannya dan juga sangat berisiko jatuh ke dalam perzinaan. Hal itu disebabkan bahwa menjaga diri dari zina adalah wajib. Maka bila jalan keluarnya hanyalah dengan cara menikah, tentu saja menikah bagi seseorang yang hampir jatuh ke dalam jurang zina wajib hukumnya.


Imam Al-qurtubi berkata bahwa para ulama tidak berbeza pendapat tentang wajibnya seorang untuk menikah bila dia adalah orang yang mampu dan takut tertimpa risiko zina pada dirinya. Dan bila dia tidak mampu, maka Allah SWT pasti akan membuatnya cukup dalam masalah rezekinya, sebagaimana firman-Nya:



"Dan kahwinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas lagi Maha Mengetahui."(QS. An-Nur: 32).



  • Hukum Pernikahan Yang Sunnah

Manakala yang tidak sampai diwajibkan untuk menikah adalah mereka yang sudah mampu namun masih tidak merasa takut jatuh kepada zina. Mungkin kerana memang usianya yang masih muda atau pun lingkungannya yang cukup baik dan kondusif.


Orang yang punya keadaan seperti ini hanyalah disunnahkan untuk menikah, namun tidak sampai wajib. Sebab masih ada jarak tertentu yang menghalanginya untuk boleh jatuh ke dalam zina yang diharamkan Allah SWT.


Bila dia menikah, tentu dia akan mendapatkan keutamaan yang lebih dibandingkan dengan dia diam tidak menikahi wanita. Paling tidak, dia telah melaksanakan anjuran Rasulullah SAW untuk memperbanyak jumlah umat Islam.




  • Hukum Pernikahan Yang Haram

Secara normal, ada dua hal utama yang membuat seseorang menjadi haram untuk menikah. Pertama, tidak mampu memberi nafkah. Kedua, tidak mampu melakukan hubungan seksual. Kecuali bila dia telah berterus terang sebelumnya dan calon isterinya itu mengetahui dan menerima keadaannya.


Selain itu juga bila dalam dirinya ada cacat lainnya yang secara umum tidak akan diterima oleh pasangannya. Maka untuk boleh menjadikan halal dan dibolehkan menikah, haruslah sejak awal dia berterus terang atas keadaannya itu dan harus ada persetujuan dari calon pasangannya.Seperti orang yang terkena penyakit menular dimana bila dia menikah dengan seseorang akan berisiko menulari pasangannya itu dengan penyakit. Maka hukumnya haram baginya untuk menikah kecuali pasangannya itu tahu keadaannya dan boleh menerima risikonya.


Selain dua hal di atas, masih ada lagi sebab-sebab tertentu yang mengharamkan untuk menikah. Misalnya wanita muslimah yang menikah dengan laki-laki yang berlainan agama atau atheis. Termasuk menikahi wanita yang haram dinikahi (mahram), wanita yang ada suami, wanita yang berada dalam masa iddah.


Ada juga pernikahan yang haram dari sisi lain lagi seperti pernikahan yang tidak memenuhi syarat dan rukun. Seperti menikah tanpa wali atau tanpa saksi. Atau menikah dengan niat untuk mentalak, sehingga menjadi nikah untuk sementara waktu yang kita kenal dengan nikah kontrak.



  • Hukum Pernikahan Yang Makruh

Orang yang tidak sempurna kemampuan kewangan dan untuk berhubungan seksual, hukumnya makruh bila menikah. Namun bila calon isterinya rela dan mempunyai harta yang boleh mencukupi hidup mereka, maka masih dibolehkan bagi mereka untuk menikah.


Tetapi idealnya bukan wanita yang menanggung beban dan nafkah suami, melainkan menjadi tanggungjawab pihak suami. Maka pernikahan itu makruh hukumnya sebab ternampak beban bagi pihak wanita. Apalagi bila keadaan demikian berpengaruh kepada ketaatan dan ketundukan isteri kepada suami, maka tingkat makruh menjadi jauh lebih besar.



  • Hukum Pernikahan Yang Mubah
Orang yang berada pada keadaan tengah-tengah antara hal-hal yang mendorong keharusannya untuk menikah dengan hal-hal yang mencegahnya untuk menikah, maka bagi hukum menikah itu menjadi mubah atau boleh. Tidak dianjurkan untuk segera menikah namun juga tidak ada larangan atau anjuran untuk mengakhirkannya. Pada kondisi tengah-tengah seperti ini, maka hukum nikah baginya adalah mubah. Sumber: Ebook Fiqih Nikah Oleh H. Ahmad Sarwat, Lc.






Moga kita semua mampu mengikut Suruhan Allah s.w.t. baik dari segi Fardhu ain & Fardhu Kifayah.

Friday, December 12, 2014

KELEBIHAN HARI JUMAAT


أسلام معاليكم 

Apa Kelebihannya Hari Jumaat ?

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Hari paling baik dimana matahari terbit pada hari itu adalah hari Jumaat, pada hari itu Adam diciptakan, dan pada hari itu pula Adam dimasukkan ke dalam syurga, serta diturunkan dari syurga, pada hari itu juga kiamat akan terjadi, pada hari tersebut terdapat suatu waktu dimana tidaklah seorang mukmin solat menghadap Allah mengharapkan kebaikan kecuali Allah akan mengabulkan permintaannya.”


Antum Mesti nak Tahu apa kelebihan hari jumaat kan? daripada rujukan ana dan juga tafsir tafsir yang lain, antara kebaikannya adalah :


  • Hari yang Paling Mulia serta Penghulu Segala Hari

Dari Abu Lubabah bin Ibnu Mundzir r.a. berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda :
“Hari Jumaat adalah penghulu hari-hari dan hari yang paling mulia di sisi Allah, hari Jumaat ini lebih mulia dari hari raya Idhul Fitri dan Idul Adha di sisi Allah, pada hari jumaat terdapat lima peristiwa, diciptakannya Adam dan diturunkannya ke bumi, pada hari Jumaat juga Adam dimatikan, di hari Jumaat terdapat waktu yang mana jika seseorang meminta kepada Allah maka akan dikabulkan selama tidak memohon yang haram, dan di hari jumaat pula akan terjadi kiamat, tidaklah seseorang malaikat yang dekat di sisi Allah, di bumi dan di langit kecuali dia dikasihi pada hari Jumaat.” (Hadis Riwayat Ahmad)

  • Waktu yang paling mustajab untuk berdoa


Dari Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut hari jumaat lalu beliau Rasulullah s.a.w. bersabda :

Namun mengenai penentuan waktu, para ulama berselisih pendapat. Di antara pendapat-pendapat tersebut ada 2 pendapat yang paling kuat:
“Di hari Jumaat itu terdapat satu waktu yang jika seseorang muslim melakukan solat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, nescaya permintaannya akan dikabulkan.” Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu. (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)


i. Waktu itu dimulai dari duduknya imam sampai pelaksanaan solat jumaat
Dari Abu Burdah bin Abi Musa Al-Asy’ari r.a. bahawa ‘Abdullah bin ‘Umar r.a. berkata padanya, “Apakah engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadis dari Rasulullah sehubungan dengan waktu ijaabah pada hari jumaat?” Lalu Abu Burdah mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda, ‘iaitu waktu antara duduknya imam sampai solat dilaksanakan.’” (Hadis Riwayat Muslim)

Imam Nawawi rahimahullah menguatkan pendapat di atas. Sedangkan Imam As-Suyuthi rahimahullah menentukan waktu yang dimaksud adalah ketika solat didirikan.

ii. Batas akhir dari waktu tersebut hingga setelah Asar


Dari Jabir bin ‘Abdillah rr.a., dari Nabi s.a.w. bersabda, “Hari Jumaat itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahawa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘asar.” (Hadis Riwayat Abu Dawud)

Dan yang menguatkan pendapat kedua ini adalah Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, beliau mengatakan bahawa, “ini adalah pendapat yang dipegang oleh kebanyakan generasi salaf dan banyak sekali hadis-hadis mengenainya.”


  • Dosanya Diampunkan diantara Jumaat dan Jumaat sebelumnya

Dari Salman Al-Farisi r.a. mengatakan bahawa Nabi s.a.w. bersabda:
“Tidaklah seseorang mandi pada hari Jumaat dan bersuci semampunya, berminyak dengan minyak, atau mengoleskan minyak wangi dari rumahnya, kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang duduk berdampingan), kemudian dia mendirikan solat yang sesuai dengan tuntunannya, lalu diam mendengarkan (dengan saksama) ketika imam berkhutbah melainkan akan diampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara Jumaat tersebut dan Jumaat berikutnya.” (Hadis Riwayat Bukhari)





Amalan Amalan Sunat Hari Jumaat :


  • Membaca surah al-Sajdah dan al-Insan dalam solat subuh

Dari Abu Hurairah r.a., katanya :

“Nabi s.a.w. ketika solat Subuh membaca: “ALIF LAAM MIIM TANZIIL AS-Sajadah (Surah As-Sajadah), dan ‘HAL ATAA ‘ALAL INSAANI HIINUM MINAD DAHRI (Surah Al-Insaan).” (Hadis Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

  • Memperbanyakkan selawat

Dari Abu Umamah r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda :

“Perbanyaklah selawat kepadaku setiap hari Jumaat kerana selawat umatku akan dipersembahkan untukku pada hari Jumaat, maka barangsiapa yang paling banyak berselawat kepadaku, dia akan paling dekat darjatnya denganku.” (Hadis Riwayat Baihaqi dengan sanad shahih)

  • Membaca surat Al Kahfi

Dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a., Nabi s.a.w. bersabda: “Barangsiapa membaca surah Al-Kahfi pada hari Jumaat, akan diberikan cahaya baginya diantara dua jumaat.” (Hadis Riwayat Al-Hakim dan Baihaqi dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

  • Memperbanyak do’a 

  • Amalan-amalan ketika solat jumaat (bagi lelaki)
  1. Mandi, bersiwak, dan memakai wangi-wangian.
  2. Bergerak awal ke masjid.
  3. Diam mendengarkan khatib berkhutbah. 
  4. Memakai pakaian yang terbaik. 
  5. Melakukan solat sunnah selama imam belum naik ke atas mimbar.
Manfaatkan kelebihan hari Jumaat ini dengan amalan-amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah s.a.w. sebagaimana disebut dalam hadis-hadis di atas.

Semoga Allah merahmati dan membimbing kita semua ke jalan yang diredaiNya.

Allah s.w.t berfirman :

“Katakanlah (wahai Muhammad): “Jika kalian mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Surah Al-Imran:31)

Tuesday, December 9, 2014

DAFTAR HAJI VIA KWSP



Inisiatif Pendaftaran Haji Ahli KWSP merupakan satu kemudahan yang membolehkan seseorang ahli yang mempunyai simpanan KWSP membuat pendaftaran haji dengan Lembaga Tabung Haji (LTH) tanpa perlu mendepositkan simpanan sebanyak RM1,300.00 dalam akaun Tabung Haji.


Kemudahan ini tidak melibatkan pengeluaran wang simpanan KWSP.


Syarat-syarat Kelayakan

Ahli KWSP yang layak adalah seperti berikut:

a. Warganegara Malaysia atau Pemastautin Tetap
b. Beragama Islam
c. Mempunyai simpanan KWSP dalam Akaun 1 sekurang-kurangnya RM1,300.00
d. Belum mencapai umur 55 tahun
e. Mempunyai akaun simpanan Tabung Haji

Kemudahan pendaftaran haji ini hanya dibenarkan kepada individu atau ahli KWSP berkenaan sahaja.



Ahli KWSP yang telah mendaftar haji di bawah prosedur Tabung Haji sebelum ini boleh menukarkannya kepada kemudahan Pendaftaran Haji Ahli KWSP tanpa melibatkan pertukaran tarikh giliran haji yang telah diberi sebelum ini dan wang pendaftaran haji RM1,300.00 sebelum ini dicairkan.

Kaedah Pelaksanaan

Ahli boleh mendaftar haji di bawah Pendaftaran Haji Ahli KWSP dengan hadir sendiri di mana-mana cawangan LTH, Bank Rakyat dan Bank Islam dengan membawa MyKad dan Penyata Ahli KWSP. Proses pendaftaran haji adalah mengikut prosedur semasa LTH.

Nota: Penyata KWSP boleh diperolehi melalui i-Akaun, kios, kaunter atau penyata tahunan yang dihantar melalui mel.

Tarikh Kuatkuasa

Kemudahan ini berkuatkuasa mulai 3 Januari 2012.

Rujukan dan Pertanyaan

Sila klik di sini untuk melihat Soalan-soalan Lazim berkaitan kemudahan ini.

Pertanyaan lanjut juga boleh disalurkan ke:

a. Maklum balas online melalui Enquiry
b. Pusat Pengurusan Panggilan KWSP di talian 03-89226000
c. Mana-mana Pejabat KWSP


Tabung Haji Contact Centre
Tel: 03 – 6207 1919
Laman Web: www.tabunghaji.gov.my

Wednesday, December 3, 2014

KERACUNAN MAKANAN



Keracunan Makanan

Apa itu keracunan makanan?
Keracunan makanan ialah apa jua penyakit yang disebabkan oleh pengambilan makanan atau minuman yang tercemar.
Dilaporkan bahawa terdapat 6624 kes keracunan makanan pada tahun 2007 (kadar insiden 26.44/100,000 penduduk).
Apa yang menyebabkan keracunan makanan?
Punca keracunan makanan:
  • Bakteria atau racun (toksin) bakteria tersebut dan virus.
  • Bahan kimia seperti racun serangga dan racun rumpai.
  • Logam berat seperti tembaga, raksa dan plumbum.
  • Tumbuhan dan hasil laut yang beracun seperti kulat, cendawan dan hasilan laut bercengkerang seperti kekerang.
Apakah tanda dan gejala keracunan makanan?
Tanda dan gejala keracunan makanan bergantung kepada :
  • Agen penyebab keracunan tersebut
  • Amaun (dos) bakteria, virus atau toksin
  • Umur seseorang
  • Sistem ketahanan badan (imuniti) seseorang
Pesakit itu mungkin akan mengalami :
  • Rasa loya
  • Cirit-birit
  • Muntah-muntah
  • Sakit perut
  • Berpeluh/demam
  • Sakit kepala
  • Keletihan
Apakah kesan (komplikasi) daripada keracunan makanan?
Keracunan makanan boleh mengakibatkan kecacatan seperti lumpuh atau sakit sendi-sendi yang berpanjangan (kronik).  Ia juga boleh mengakibatkan kematian jika tidak mendapat rawatan awal. 
Apakah yang menyebabkan terjadinya keracunan makanan?
Antara sebab terjadinya keracunan makanan adalah :
  • Makanan ditinggalkan pada suhu bilik untuk tempoh yang lama (lebih dari 4 jam).
  • Makanan tidak dimasak dengan sempurna.
  • Makanan tidak disimpan dengan baik (makanan yang mentah di disimpan bersama dengan makanan yang telah dimasak).
  • Makanan tidak dipanaskan dengan sempurna.
  • Daging dan ayam beku tidak dinyahbekukan dengan sempurna sebelum dimasak.
  • Amalan pengendalian makanan yang tidak bersih.
  • Makanan disediakan oleh orang sakit atau pembawa penyakit bawaan makanan.